Diguyur Hujan Deras Selama 6 Jam, Ratusan Rumah di 4 Kecamatan Terendam Banjir

Hujan Deras 6 Jam, Ratusan Rumah di 4 Kecamatan Terendam Banjir
Hujan Deras 6 Jam, Ratusan Rumah di 4 Kecamatan Terendam Banjir (Foto : antvklik-Gusni Kardi)

AntvHujan deras yang mengguyur wilayah Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) yang berlangsung selama 6 jam, mengakibatkan ratusan rumah di 4 kecamatan terendam banjir.

Banjir yang merendam 4 kecamatan tersebut dipicu akibat meluapnya Sungai Karama. Akibat banjir tersrebut  ratusan rumah warga terendam banjir.

"Kecamatan Kalukku satu desa, Ada juga Papalang, Sampaga dan Tommo," ujar Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Taslim Sukirno, Selasa (9/5/2023) saat ditemui wartawan.

Taslim mengatakan banjir menerjang 4 kecamatan usai diguyur hujan lebat mulai Senin malam (8/5). Banjir merendam Desa Pokkang di Kecamatan Kalukku. Sementara di Kecamatan Papalang, banjir terjadi di Desa Bonda. Di Kecamatan Sampaga banjir menggenangi desa Kalonding. Banjir terparah terjadi di Desa Kalepu dan Tamemongga di Kecemamatan Tommo.

"Dampak terparah Kalepu, Tamemongga," ujar Taslimterangnya.

Taslim mengaku telah mengerahkan 15 personel BPBD untuk turun langsung ke lokasi. Nantinya personel tersebut akan melakukan survey dan pendataan.

"10-15 orang turun ke lokasi. Kami turun langsung melihat kondisi," bebernya.

Saat ini Taslim mengaku belum bisa merinci data rumah warga terdampak banjir. Namun menurutnya, sudah ada puluhan rumah yang terendam.

"Sampai hari ini sudah ada puluhan rumah terendam (akibat air) Sungai Karama meluap," imbuhnya.

Terpisah, Bendahara Desa Kalepu Kasmi mengaku ketinggian banjir di desanya mencapai dada orang dewasa. Banjir juga menggenangi kebun jagung dan terancam gagal panen.

"Di rumah-rumah itu (banjir) setinggi dada mi. Kalau yang di jalan itu sekitar 1 meter. Ini yang parah banjir di kebun jagung juga, terancam gagal panen warga," kata Kasmi.

Kendati begitu, dia mengaku tak ada warga yang mengungsi akibat banjir ini. Namun menurutnya, untuk saat ini warga membutuhkan bantuan logistik.

"Tidak ada  yang mengungsi, masih di rumahnya bertahan. Kami hanya butuh makanan siap saji," pungkasnya.