Memanas, 9 Titik Zona Merah di Kota Pacitan Berpotensi Terjadi Bentrokan

9 Titik Zona Merah di Kota Pacitan Berpotensi Terjadi Bentrokan
9 Titik Zona Merah di Kota Pacitan Berpotensi Terjadi Bentrokan (Foto : antvklik-Agus Wibowo)

Antv – Tradisi rontek gugah sahur terus eksis pada Ramadan kali ini, seperti yang terjadi di Kecamatan Kota Pacitan, Jawa Timur, anak-anak, remaja hingga orang dewasa terlibat dalam rontek gugah sahur on the road.

Mereka berkelompok berjalan kaki berkeliling desa sembari bernyanyi lengkap dengan musik pengiringnya untuk membangunkan warga agar menunaikan makan sahur.

Namun demikian, tradisi rontek gugah sahur itu tak lepas sebagai ajang tawuran.

Sehingga demi menjaga kondusivitas lingkungan, ratusan aparat gabungan diterjunkan untuk pengamanan.

Kapolsek Pacitan, AKP Sugeng Rusli Muslan mengungkapkan, rontek keliling itu sangat rawan terjadi bentrokan antar kelompok.

Berdasarkan pemetaan tahun sebelumnya, ada 9  titik daerah rawan bentrokan di kota  Pacitan  yang harus menjadi perhatian semua pihak.

"Ada 9 titik potensi konflik kelompok Rontek di wilayah hukum Polsek Pacitan,” kata Kapolsek Pacitan, AKP Sugeng Rusli Muslan, Minggu (26/3/2023).

Sedangkan dari 9 titik kerawanan, 5 titik diantaranya dinyatakan menjadi wilayah zona merah. Meliputi batas Desa Arjowinangun - Sirnoboyo. Mentoro - Purworejo, Nangunggan - Widoro, Tanjungsari -  Baleharjo dan Sidoharjo dengan Pucangsewu.

AKP Sugeng Rusli menambahkan, umumnya potensi konflik itu memiliki masalah yang sama yaitu, salah satu kelompok rontek melampaui tapal batas desa.

Bentrokan atau tawiran dapat juga terpicu karena saling ejek saat rombongan penggungga sahur itu bertemu atau berpapasan.

“Akar masalahnya hampir sama dengan tahun sebelumnya.  Kapan saja bisa muncul konflik terbuka  jika kedua kelompok bertemu dan dikhawatirkan akan menjadi masalah serius di kemudian hari ,"tambahnya.

Kapolsek Pacitan, AKP Sugeng Rusli Muslan meminta pemerintah daerah termasuk kepala desa dan kelurahan agar mengambil langkah penanganan bentrokan di masyarakat.
"Jangan sampai muncul menjadi konflik terbuka baru akan ditangani. Tetapi upaya pencegahan itu sudah harus dilakukan sedini mungkin," tegasnya.

Lebih lanjut AKP Sugeng Rusli Muslan mengatakan, pendekatan keamanan saja tidak akan cukup menyelesaikan persoalan bentrokan  itu.

"Pengamanan yang dilakukan untuk mencegah masalah tersebut pun tidak bisa sepenuhnya menciptakan situasi Kamtibmas di tengah masyarakat. Oleh karena itu, butuh keseriusan semua pihak untuk penyelesaian masalah secara tuntas," tutur AKP Sugeng Rusli Muslan.

Meski demikian, AKP Sugeng Rusli Muslan mengungkapkan, TNI-Polri bersama Satlinmas desa dan kecamatan tokoh masyarakat  siap untuk mengamankan.

Pihaknya memastikan pengamanan kegiatan rontek gugah sahur itu akan dilakukan hingga lebaran mendatang.