Warga Panik, Beras Bulog Tetiba Menghilang Sehari Jelang Puasa Ramadan

Warga Panik, Beras Bulog Tetiba Menghilang Sehari Jelang Ramadan
Warga Panik, Beras Bulog Tetiba Menghilang Sehari Jelang Ramadan (Foto : antvklik-Zainal Azkhari)

Antv – Sehari menjelang puasa Ramadan, sejumlah warga yang mengunjungi pasar di Surabaya, Jawa Timur, panik karena beras bulog yang biasa dikonsuminya tetiba menghilang dari pedangang.

Selain hilangnya beras bulog, warga makin panik karen hampir seluruh komoditas pangan mengalami kenaikan harga.

Kenaikan harga juga dialami bahan pokok premium yang mulai menanjak naik, membuat permintaan bahan pokok subsidi pun ikut tinggi.

Terutama untuk permintaan beras subsidi atau beras Bulog. Tapi sayangnya, selama satu bulan ini beras bulog tersebut telah habis di pasar-pasar tradisional.

Dari pantuan di lapangan hampir seluruh pasar impres sudah tak dijumpai lagi beras bulog. Seperti di pasar Pabean Surabaya misalnya, stok beras lokal tersebut mengalami kelangkaan.

Padahal, minat pembelian beras bulog sedang meningkat  karena beras premium naik sangat signifikan hingga 30 persen.

Kenaikan harga komoditas premium juga memunculkan animo perpindahan dari konsumsi beras  premium ke beras Subsidi bulog yang lebih murah .

Sebagian besar penikmat beras premium yang berpindah ke beras subisdi bulog ini adalah pembeli beras satu kantong berukuran besar untuk kebutuhan sebulan atau lebih .

“Dulu saya selalu belanja beras premium untuk mencukupi kebutuhan menanak  nasi selama sebulan di rumah. Karena telah 4 bulan naik terus saya putuskan pindah beli beras bulog. Tapi sekarang justru langka dan kosong di pasar, “ tutur Siti Hasanah, seorang ibu rumah tangga.

Salah satu pedagang beras pasar Pabean bernama A Fung mengaku, selama satu bulan stok beras Bulog kosong. dan hingga saat ini, belum ada info kapan beras subsidi tersebut datang lagi.

"Kok lama langkanya, semua habis. Pembeli, cari semua ke pasar cari bulog gak ada,” kata A Fung, Rabu (22/3/2023).

lebih lanjut A Fung  mengatakan bahwa, beras medium telah mengalami kenaikan, yakni untuk beras 3 kilogram dari sebelumnya Rp39.000 naik menjadi Rp40.000.

Sedangkan, beras premium 5 kilogram sebelumnya seharga Rp53.000 naik Rp 63.000 hingga paling mahal Rp68.000.

"Saya bingung, padahal di desa sudah panen, tapi kok masih langka. Semuanya juga habis, langganan minta saya carikan juga gak ada,” ungkap A Fung.

Hal yang sama juga dialami pedagang Pasar Tembok Surabaya, Burhan yang mengungkapkan bahwa, beras premium mengalami kenaikan sekisar Rp2.000-Rp3.000.

Sedangkan, untuk beras bulog milik pemerintah mengalami kelangkaan.

“Semua beras Rp2.000-Rp3.000, beras Bulog lama gak dikirim, sudah sebulan lebih. Per kilo naik ada yang Rp1.000 – Rp1.800. Banyak yang cari beras bulog soalnya murah meriah, Rp63.000 – Rp69.000,” tuturnya

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat di konfirmasi wartawan mengatakan terkait langkanya beras bulog,

Pemkot Surabaya masih menunggu pemerintah pusat dan provinsi untuk mengeluarkan beras lokal tersebut.

Saat ini, pihaknya tetap selalu berkordinasi dengan provinsi Jawa Timur yang mengambil kebijakan tersebut.

"Karena beras ini Bu Gubernur juga menunggu akan mengeluarkan beras yang lokal. Karena ini waktunya panen. Seperti kemarin beras medium, maka kami bisa membuka di bulog. Termasuk minyakita (merek lokal milik pemerintah, red). Kita akan selalu koordinasi provinsi bagaiman pemenuhan bahan pokok," tandas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.