Kemendagri Monev dan Asistensi Tambrauw dan Sorong Percepat Realisasi Anggaran dan Tangani Inflasi

Kemendagri Monev dan Asistensi Kabupaten Tambrauw dan Sorong
Kemendagri Monev dan Asistensi Kabupaten Tambrauw dan Sorong (Foto : Puspen Kemendagri)

"Kabupaten Tambrauw berada pada posisi ke empat terbesar se-Papua Barat dengan total realisasi pendapatan daerah sebesar Rp. 963,15 Miliar dari total pendapatan daerah sebesar Rp. 1.278,71 Miliar. Sementara untuk realisasi belanja daerah menempati posisi ke tiga terbesar se-Papua Barat dengan total realisasi belanja daerah sebesar Rp. 770,49 Miliar dari total belanja daerah Rp. 1.248,68 Miliar," ujar Fatoni.

Lebih lanjut, Fatoni menjelaskan indikator utama penyebab realisasi APBD di Kabupaten Tambrauw.

"Penyebab permasalahan APBD di Kabupaten Tambrauw yaitu, pertama target pendapatan khususnya PAD belum sesuai target. Kedua, ketersediaan dana di kas daerah terbatas. Ketiga, keterbatasan kapasitas SDM. Keempat, masih adanya keraguan OPD dalam melaksanakan kegiatan pengadaan. Kelima, masih sering melakukan perubahan kegiatan, karena perencanaan yg kurang matang. Keenam, lambatnya proses lelang di beberapa OPD," tutur Fatoni.

Berdasarkan indikator tersebut, Fatoni menekankan kepada pemerintah daerah (pemda) untuk segera melakukan percepatan dan langkah-langkah strategis.

"Pemerintah Kabupaten Tambrauw perlu melakukan langkah-langkah antara lain, pertama melakukan inovasi dan langkah strategis dalam pencapaian target pendapatan. Kedua, percepatan realisasi dengan tidak menunda administrasi pertanggungjawaban. Ketiga, membuat rencana kegiatan dengan penjadwalan secara periodik secara konsisten dan terukur. Keempat, melaksanakan komitmen target realisasi belanja sampai dengan akhir bulan November sekurang-kurangnya 85 persen. Kelima, melakukan analisa evauasi (anev) setiap satu minggu sekali," pungkas Fatoni.