Haji Robert bertemu Konglomerat Tambang Singapura: Apa Dampaknya?

Haji Robert bertemu Konglomerat Tambang Singapura: Apa Dampaknya?
Haji Robert bertemu Konglomerat Tambang Singapura: Apa Dampaknya? (Foto : Istimewa)

“Permasalahan selama ini adalah soal investor. Banyak IUP yang mangkrak karena tidak memenuhi kecukupan pendanaan”, tutur Roy di Jakarta, Jumat (25/11).

Roy juga memandang perlunya pemerintah memberi akses yang lebih luas bagi para investor demi keberlangsungan usaha di bidang pertambangan. Sebab kekayaan sumber daya alam Indonesia membutuhkan sentuhan-sentuhan kapital yang besar dan kuat. Tentu saja, sentuhan-sentuhan tesebut harus terwadahi dalam sebentuk pengawasan yang baik.

“Jika pemerintah fokus mengkapitalisasi usaha pertambangan ini, bisa dibayangkan betapa besarnya potensi ekonomi yang akan terus bertumbuh di Indonesia di masa depan”, tutup Roy.  

Sementara itu, Sekjen Masyarakat Pertambangan Indonesia, Tayeb Demara, mengharapkan pertemuan kedua figur tambang tersebut tidak sekedar pertemuan simbolik tanpa hasil. Pertemuan itu juga harus mendukung modernisasi sektor usaha pertambangan.

“Jika benar pertemuan itu terjadi, maka saya berharap mampu menambah daya gedor bagi produk usaha pertambangan yang selama ini bertumbuh baik. Kita berharap melalui peran investasi yang baik akan menciptakan suasana berusaha yang lebih berkualitas melalui pemaksimalan usaha berbasis digital, transparan dan akuntabel”, ungkap Tayeb.

Tayeb juga menegaskan pentingya pemerintah mempermudah dan memangkas alur birokrasi agar para investor semakin merasakan kenyamana dalam berinvestasi.

Diketahui, Dato’ Dr Low Tuck Kwong dikenal sebagai ’Raja’ batu bara dan juga pendiri PT Bayan Resources, Tbk yang kini menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia. Selama bertahun-tahun Low menjalin usaha bersama Haji Robert, termasuk Low pernah membeli salah satu tambang milik Haji Robert.