Diduga Dikeroyok Temannya, Santri ICMBS Sidoarjo Meregang Nyawa

Diduga Dikeroyok Temannya, Siswa ICMBS Meregang Nyawa
Diduga Dikeroyok Temannya, Siswa ICMBS Meregang Nyawa (Foto : antvklik-Joni)

Antv – Diduga dikeroyok oleh teman-temannya di sekolah Insan Cendekia Mandiri Bording School (ICMBS) Sidoarjo, santri berprestasi dan hafiz Al-Quran 30 juz asal Enrekang, meregang nyawa.

Jenazah seorang santri asal Desa Kalosi, Kecamatan Alla. Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan bernama Fauzan 17 Tahun, yang diduga dikeroyok teman sekolahnya di Insan Cendekia Mandiri Boarding School (ICMBS) Sidoarjo, Jawa Timur, disambut histeris keluarga dan ratusan warga saat tiba dikediaman orang tuannya.

Kerumunan ratusan warga dan keluarga Fausan santri berprestasi yang pernah jadi juara tingkat Nasional penghafal 30 Juz yang tak kuasa menahan kesedihan saat mobil ambulance pengangkut jenazah tiba di kalosi, Viral disejumlah platfrom media sosial.

Sitti Hamid, Ibu korban yang ditemui dikediamannya selasa 20 September 2022, tak kuasa menahan kesedihan saat memperlihatkan sejumlah foto Fauzan semasa hidup, dengan berlinang air mata, Sitti menceritakan kronologi kejadian, dimana dirinya menerima informasi dari pihak UKS Yayasan kalau anaknya jatuh dari lantai 3 sekolah.

"Awalnya saya terima telepon dari pihak UKS Yayasan kalau anak saya jatuh dari lantai 3 di sekolahnya. Dan saat itu katanya anak saya muntah darah sehingga harus dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk ditangani," jalas Sitti Hamid, Ibu Fauzan, kepada tim liputan antvklik.com, Joni Banne Tonapa, Selasa (20/9/2022).

Selain itu ibu korban juga menjelaskan sejumlah kejanggalan yang ditemukan pada jasad Fauzan, dimana tak ada luka lain yang ditemukan selain luka yang ada dibagian kiri kepala, melihat kejanggalan yang ada pada tubuh anaknya, peristiwa itupun kemudian dilaporkan ke Polres Sidoarjo.

“Saya melihat jahitan dikepala anak saya dari kiri hingga kekanan telinga, sehingga saya bertanya kepada pihak rumah sakit, dan jawabannya saat itu karena jahitan pasca operasi, karena filing saya tidak mungkin anak saya jatuh tanpa ada luka lain apalagi dari lantai tiga, sehingga kami minta anak kami untuk divisum saat itu," ungkap Siiti dengan mata berkaca–kaca.