Penangkapan Anti Kerajaan Inggris Munculkan Kekhawatiran Kebebasan

Pengunjuk rasa anti kerajaan.
Pengunjuk rasa anti kerajaan. (Foto : Reuters)

Antv –Polisi Inggris mendapatkan kritik dari aktivis dan kelompok kebebasan sipil atas perlakuan mereka terhadap pengunjuk rasa yang secara terbuka menentang prosesi pengukuhan Raja Charles III setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II. Tindakan represif tersebut telah menimbulkan kekhawatiran kebebasan berbicara.

Seorang Wanita di Edinburgh yang memegang slogan bertuliskan “Imperialisme, Hapuskan Monarki” didakwa karena dinilai melanggar hari berkabung.

Sedangkan seorang Wanita lain di London dipindahkan dari gerbang parlemen karena membawa tulisan "Bukan Rajaku".

Dalam beberapa hari terakhir, polisi telah menangkap sejumlah warga yang memprotes monarki. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan tentang penegakan otoritas kebebasan berbicara.

Seorang pria didakwa melanggar hari berkabung setelah dia mencemooh Pangeran Andrew ketika iringan jenazah Ratu Elizabeth melewati ibu kota Skotlandia.

Di Oxford, aktivis perdamaian Symon Hill diborgol setelah dia berteriak,”Siapa yang memilih?” menunjuk pada Charles yang baru saja ditunjuk sebagai raja baru.

Hill mengaku telah dimasukkan ke dalam van polisi oleh petugas yang mengatakan kepadanya dirinya ditahan karena dugaan perilaku yang dapat menyebabkan “pelecehan, pemicu, atau keonaran”.