Sebanyak 12 Kecamatan Dilanda banjir di Sintang Kalimantan Barat

Banjir di Sintang Kalimantan Barat.
Banjir di Sintang Kalimantan Barat. (Foto : BNPB)

Antv –Dua belas kecamatan yang berada di Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat dilanda banjir sejak Jumat (2/9/2022). Banjir terjadi pasca hujan lebat mengguyur wilayah tersebut pada pukul 07.30 waktu setempat.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Senin (5/9/2022), dua belas kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Ketungau Tengah, Kecamatan Sintang, Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Kelam Permai, Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Dedai dan Kecamatan Serawai. Kondisi saat ini Selasa (6/9/2022) banjir sudah mulai surut di beberapa titik.

Data yang berhasil dihimpun sementara, peristiwa banjir tersebut mengakibatkan 8.769 KK / 35.074 warga terdampak. Selain itu banjir merendam 8.769 unit rumah warga dengan ketinggian muka air sekitar 50 hingga 100 sentimeter. Satu unit rumah diantaranya mengalami kerusakan berat dan dua fasilitas pendidikan serta satu jembatan ikut terendam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang beserta tim gabungan, saat ini tengah melakukan pendataan, pemantauan di lokasi terdampak dan memberikan bantuan logistik yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Kalimantan Barat termasuk Kabupaten Sintang pada Rabu (7/9/2022).

Sedangkan untuk Kamis (8/9/2022) dan Jumat (9/9/2022) wilayah Kabupaten Sintang akan didominasi oleh cuaca cerah berawan dan hujan ringan.

Mengingat sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiap siagaan menghadapi potensi bencana banjir. Langkah-langkah yang dapat dilakukan ialah, selalu melihat informasi cuaca dari lembaga yang berwenang, meningkatkan kapasitas individu dan lingkungan dalam menghadapi banjir, gotong royong melakukan pembersihan saluran-saluran yang tertutup sampah agar tidak menghambat jalannya air dan membentuk tim evakuasi di tingkat komunitas dan RT/RW.