Studi: Stres Tingkatkan Risiko Hipertensi, Stroke, dan Penyakit Jantung

Studi: Stres Tingkatkan Risiko Hipertensi, Stroke, dan Penyakit Jantung
Studi: Stres Tingkatkan Risiko Hipertensi, Stroke, dan Penyakit Jantung (Foto : )
 
Studi ini menguji tiga hormon (norepinefrin, epinefrin, dan dopamin) yang mengatur sistem saraf otonom dan mengontrol fungsi tubuh yang tidak disengaja seperti detak jantung, tekanan darah, serta pernapasan.
  Dokter Inoue dan timnya juga melihat kadar kortisol dan hormon steroid yang dilepaskan oleh tubuh sebagai reaksi terhadap stres akut seperti bahaya. Setelah bahaya berlalu, tubuh mengurangi produksi kortisol. Tetapi, jika seseorang terus menerus stres, kadar kortisol dapat terus meningkat.Studi tersebut juga menemukan, menggandakan tingkat kortisol saja — bukan norepinefrin, epinefrin atau dopamin — dikaitkan dengan risiko 90 persen lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular. Setiap kali tingkat gabungan dari keempat hormon stres berlipat ganda, risiko terkena tekanan darah tinggi meningkat antara 21-31 persen.   Menurut para peneliti, efeknya pun lebih terasa pada orang-orang yang lebih muda atau berusia di bawah 60 tahun."Dalam konteks ini, temuan kami menghasilkan hipotesis bahwa hormon stres memainkan peran penting dalam patogenesis hipertensi di antara populasi yang lebih muda," tulis mereka.