Dono Warkop Ternyata Juga Penulis, Berani Kritik Polisi Era Orde Baru

Dono Warkop Ternyata Juga Penulis, Berani Kritik Polisi Era Orde Baru
Dono Warkop Ternyata Juga Penulis, Berani Kritik Polisi Era Orde Baru (Foto : )
Dono Warkop atau nama aslinya Wahyu Sardono kembali ramai dibicarakan warganet hingga menjadi trending topic di Twitter pada Rabu (8/7/2020) sore. Pemicunya adalah tweet yang diunggah akun @fahrisalam. Akun ini mengunggah karya tulisan almarhum Dono yang dimuat di Majalah Forum tahun 1993. Judulnya Kisah Sertu Jumadi. Apa isi tulisannya?
Banyak orang tak mengetahui bahwa Dono Warkop juga adalah penulis. Dono hanya dikenal sebagai pemeran watak dan komedian. Seorang yang lugu di Warkop.Tidak ada yang mengira kalau Dono Warkop bagus menggurat cerita di atas kertas.Cerita itu berjudul "
Kisah Sertu Jumadi". Isinya  kritik halus pada institusi kepolisian zaman orde baru yang mulai kehilangan wibawanya di mata masyarakat karena korup, persekongkolan maupun ketidakpedulian.Dono menyorot soal oknum polisi yang punya kendaraan, yang sebenarnya tak mampu dibeli dengan hitungan gaji seorang polisi.
Entah mengapa, akhir-akhir ini Pak Jumadi ikut arus "berperut gendut". Baju jatah dari kantor menjadi ketat menempel di badan, sehingga jalannya pun tampak lebih susah dari biasanya. Barangkali, ia ingin memenuhi standar stereotip polisi zaman sekarang.
Juga soal gagal memberikan rasa aman bagi masyarakat dari kejahatan. Ia menggambarkan lewat kisah polisi yang diam saja melihat seorang perempuan ditodong bandit.
Saat polisi itu turun di sebuah halte, hampir seluruh penumpang berkomentar: “Polisi kok takut!”; “Polisinya pasti sekongkol dengan penjahat itu!”; “Suruh masuk Bhayangkari saja! Jangan ikut Bhayangkara!”, dan, “Iya, ganti saja namanya menjadi Deborah atau Yayuk!”