Patungan Pesta Sabu di Kamar Kos, 8 Mahasiswa Yogya Digerebek

MAHASISWA PESTA SABU
MAHASISWA PESTA SABU (Foto : )
Delapan orang mahasiswa Yogya digerebek petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda DIY saat pesta sabu di sebuah kos-kosan di kawasan Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Salah satunya adalah seorang perempuan yang mengaku hanya untuk coba-coba dan baru pertama kali diajak pesta sabu. Kepada polisi, mereka juga mengaku pesta sabu hanya untuk mengisi waktu luang di sela kegiatan kuliah.[caption id="attachment_99955" align="alignnone" width="300"]
Sejumlah barang bukti yang didapat polisi setelah menangkap delapan mahasiswa yang pesta sabu di kos .[/caption]Direktur Ditresnarkoba Polda DIY, Kombes Pol Wisnu Widarto, Rabu (16/5), menyatakan bahwa delapan orang yang ditangkap masih berstatus mahasiswa di sejumlah kampus swasta di Yogya. Kedelapan orang ini  berasal dari daerah yang sama.Wisnu Widarto juga mengungkapkan bahwa penangkapan bermula saat polisi mendapat informasi dari masyarakat yang resah dengan aktivitas kumpul-kumpul para pelaku di sebuah kos-kosan. Warga menduga mereka tengah mengonsumsi narkoba. Petugas pun beraksi. Mereka menggerebek rumah kos yang disasar dan mendapati para pelaku tengah pesta sabu. Di lokasi kejadian, ditemukan sisa-sisa sabu dan alat isap.“Di kos-kosan, kami menemukan bekas-bekas sabu dan pipet. Kita kembangkan dan kita dapatkan delapan orang. Setelah kita periksa dan tes urine, mereka positif konsumsi sabu.”Kepada polisi, para mahasiswa ini mengaku membeli sabu dengan cara patungan seharga 600 ribu rupiah untuk setengah gram sabu. Mereka memesan kepada seseorang melalui SMS lalu uangnya ditranfer.Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto, mengimbau pemilik kos harus peduli dan memperhatikan anak kosnya untuk mencegah kejadian serupa terulang. “Pemilik kos atau induk semang tidak boleh melepaskan begitu saja anak kos. Tidak boleh kos bebas, dan harus ada perhatian induk dari semang. RT/RW juga harus turut berperan aktif untuk menciptakan keamanan di lingkungan kos-kosan.”Laporan Andri Prasetiyo dari Sleman, Yogyakarta.