Tepis Kontroversi, Adah Sharma Sebut Film The Kerala Story Adalah Tentang Terorisme

Adah Sharma Sebut Film The Kerala Story Adalah Tentang Terorisme
Adah Sharma Sebut Film The Kerala Story Adalah Tentang Terorisme (Foto : Tangkap Layar)

Antv – Aktris Adah Sharma angkat bicara terkait kontroversi film The Kerala Story dan mengatakan bahwa film yang dibintanginya adalah tentang terorisme dan tidak ada unsur melecehkan agama Islam.

Karakter yang diperankan Adah Sharma sebagai Shalini alias Fatima yang membakar jilbabnya untuk menandakan kebebasannya tersebut yang kemudian menuai kontroversi.

Juga karakter yang diperankan Siddhi Idnani sebagai Geetanjali yang meludahi ayahnya yang kafir untuk membuktikan bahwa kepindahannya ke agama Islam adalah benar.

Beberapa adegan dalam film The Kerala Story itulah yang dikecam karena dianggap mencoba untuk membangkitkan hasrat komunal dan membuat narasi yang salah terhadap komunitas Muslim.

Namun, ketika ditanya apakah para pembuatnya mengambil kebebasan kreatif saat menceritakan kisah tersebut, Sharma mengatakan bahwa ia tidak merasa film ini menceritakan tentang Islam kepada para penonton.

Adah Sharma menjelaskan, "Film ini bercerita tentang orang-orang yang menyalahgunakan Islam untuk melakukan terorisme dan bergabung dengan kamp-kamp ISIS. Jadi, siapapun yang berpikir bahwa film itu tentang Islam adalah salah. The Kerala Story bukan tentang agama tetapi tentang terorisme, yang tidak memiliki agama. Saya sangat percaya diri dengan agama saya, jadi saya tidak akan pernah menjatuhkan agama orang lain. Kita semua hidup di negara yang menaungi semua agama, dan semua agama harus dihormati dengan baik."

 Aktor film Commando 3 (2019) ini juga mengatakan bahwa hal ini tergantung pada bagaimana penonton melihat film tersebut.

Adah Sharma menambahkan film tersebut menunjukkan para teroris yang melakukan segala cara untuk membawa para gadis ke kamp-kamp ISIS dan menjadi budak seks bagi para militan.

Adah Sharma menambahkan, "Tujuan akhir mereka adalah itu. Dan ketika mereka menggunakan segala cara dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut, saya rasa tidak ada hubungannya dengan agama. Mereka mencoba memanipulasi pikiran orang. Saya tidak melihat ada agama yang menyuruh mereka untuk memanipulasi pikiran orang."

Sementara film arahan Sudipto Sen ini menerima dukungan dari beberapa partai politik tertentu dan telah dibebaskan dari pajak di banyak negara bagian, terdapat beberapa pihak yang menuduh film ini sebagai film yang menyebarkan kebencian dan melarangnya untuk ditayangkan di bioskop.

Sharma berterima kasih atas opini-opini yang terpolarisasi, karena ia merasa hal ini hanya menunjukkan bahwa "kita hidup di sebuah negara yang mengijinkan kita untuk mengekspresikan opini-opini tersebut".