Dedi Mulyadi Tidak Pundung Soal Rekomendasi Setnov

Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi (Foto : )
www.antvklik.com
- Ketua Dewan Pimpinan Daerah I, Jawa Barat Partai Golkar, Dedi Mulyadi menyatakan legowo, soal pilihan Setya Novanto yang jatuh kepada Ridwan Kamil , untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun depan. Jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Partai Golkar, berbagai geliat internal Partai Golkar timbul ke permukaan. Golkar yang belakangan menjadi sorotan publik akibat kasus yang mendera Setya Novanto, membuat Kadernya harus berbenah diri. Munaslub pun, dianggap sebagai langkah awal, untuk mengembalikan citra partai.Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD I Partai Golkar, Dedi Mulyadi. Dedi merupakan salah satu pimpinan DPDyang gencar mengusulkan adanya Munaslub. Namun bukan hanya soal citra partai, niat Dedi disebut-sebut sebagai peralihan atau upaya, dalam rangka menyoroti pilihan Setya Novanto terhadap Ridwan Kamil, untuk Pemilu Kepala Daerah 2018 mendatang, akan tetapi Dedi menyangkal keras isu tersebut.Dedi mengatakan, "Kalau saya pundung ngapain saya cape-cape  ngusulin Munaslub? saya berspekulasi. Pertama, mungkin kah Munaslub dilaksanakan?  Kedua, mungkin dipecat, tetapi saya melakukan dengan kecintaan saja. Nah kalau hari ini berubah menjadi 31, mungkinkah itu dilakukan hanya sebuah kepentingan. Teman-teman yg lain juga akan membaca. Ngapain ikutin Dedi, itu mah karna Pundung gak dapet rekomendasi, mungkin tidak akan jadi gerakan besar. "Dedi menambahkan, dirinya tidak akan hengkang dari Golkar, setelah tak menjadi pilihan Setnov sebagai bakal Calon Gubernur Jawa Barat. Munaslub Partai Golkar rencananya akan digelar pertengahan Desember tahun ini. Dalam Munaslub nanti diagendakan penetapan Ketua Umum baru Partai Golkar, dengan calon tunggal Airlangga Hartarto, yang kini menjabat sebagai Menteri Perindustrian, dan memastikan, Ridwan kamil maju dalam Pilgub 2018. Sementara Dedi Mulyadi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Karawang tahun depan setelah menjabat selama 2 periode.Demikian Laporan Andana Ekky dan Putra Dwi Laksana dari Purwakarta, Jawa Barat.