Alfascadieno Akbar Fatoni, Inspirasi dan Kisah Sukses Alumni Pesantren dan Hafidz Qur'an Masuk IPDN

Alfascadieno Akbar Fatoni, Inspirasi dan Kisah Sukses Alumni Pesantren dan Hafidz Qur'an Masuk IPDN (Foto Kolase)
Alfascadieno Akbar Fatoni, Inspirasi dan Kisah Sukses Alumni Pesantren dan Hafidz Qur'an Masuk IPDN (Foto Kolase) (Foto : )

Jadi saya ikut bimbel SKD misalnya, saya ikut dibeberapa tempat, tidak hanua satu Juga bimbel psiko test, saya juga ikut banyak tempat." "Saya juga selalu cek kesehatan dan konsultasi dengan dokter. Saya diet ketat untuk menurunkan berat badan menjadi ideal. Berat badan saya dari 107 kg bisa turun menjadi 63 kg dalam waktu satu tahun," ungkap Adien.

Adien sebagai salah satu Santri terbaik di sekolahnya, yang selalu ditunjuk sebagai ketua angkatan oleh teman-temannya, diterima tanpa tes diperguruan tinggi negeri favorit jurusan Arsitektur Landscape. "Saya harus ambil Arsitektur Landscape, karena kalau saya tidak ambil, sekolah saya bisa diblacklist tidak bisa ikut program lagi," tutur Adien.

"Nah, kuliahnya kan online selama 1 tahun, jadi saya bisa gunakan untuk persiapan masuk IPDN," tambah Adien. Setelah ditanya bagaimana kiatnya bisa sukses masuk IPDN, Adien menguraikan, "Yang penting kita harus fokus, serius dan sungguh-sungguh. Jangan buang-buang waktu. Semua tergantung dari kita kok. Kalau kita serius, insya Allah bisa berhasil.

"Dukungan serta doa orang tua dan keluarga juga penting. Saya bersyukur dan berterima kasih, orang tua saya memberikan support penuh, memberikan arahan, memonitor terus perkembangan. Keluarga harus kompak. Keluarga juga harus adem, suasana dan situasinya harus diciptakan saling mendukung.

Adik-adik saya dan keluarga yang lain juga ikut mendukung," tambahnya. Ditanya kenapa Adien memilih IPDN, Adien memberikan alasan, "IPDN itu lulusannya bekerja di pemerintahan. Kalau pemerintah kan akan membuat aturan, membuat kebijakan, dan punya kewenangan.

Jadi kita punya kesempatan yang besar untuk membuat perubahan, membuat perbaikan-perbaikan, banyak bisa menolong dan membantu orang, bisa mendorong orang lain berbuat kebaikan, bahkan bisa memaksa orang untuk berbuat baik, berbuat tertib dan disiplin.

Bisa banyak yang dilakukan." "Kalau kita ceramah, atau pidato-pidato, paling kan hanya menghimbau, memotivasi, menjelaskan, mencerahkan dan menyampaikan ide-ide dan gagasan. Kalau di pemerintah, bisa sekaligus langsung berbuat dan dampaknya bisa luas, secara nasional dan bahkan internasional, bisa buat orang banyak," imbuhnya.