Mengenang 100 Tahun Rosihan Anwar, Keluarga Gelar Doa Bersama

Mengenang 100 Tahun Rosihan Anwar, Keluarga Gelar Doa Bersama
Mengenang 100 Tahun Rosihan Anwar, Keluarga Gelar Doa Bersama (Foto : )
1. Tahun 1947 mendirikan dan memimpin warta sepekan Siasat (1947-1957), mendirikan dan memimpin harian Pedoman tahun 1948-1961 dan 1968-1974, dan terakhir menjadi pemimpin redaksi Citra Film (1981-1982).2. Dia pernah menjadi koresponden Hindustan Times, New Delhi, India (968-1969), World Forum Forum Features, London, Inggris (1966-1968), majalah mingguan Asia, Hongkong (1970-1971), Asiaweek, Hongkong (1979), The Age (Melbourne, 1967-1968), kolumnis dan reporter surat kabar The Straits Times, Singapura (1976-1981), The New Strait Times, Luala Lumpur, Malaysia (1976-1981), dan editor untuk Indonesia majalah Asia-Pacific.3. Di dalam negeri Rosihan Anwar tercatat sebagai kolumnis buletin Business News, Jakarta (1963); surat kabar Kompas, harian Kami, dan Angkatan Bersenjata, Jakarta (1966-1968); surat kabar Pos Kota, majalah Kartini, dan majalah Selecta, Jakarta; surat kabar Pikiran Rakyat, Bandung; Waspada Medan; Haluan Padang, Lampung Pos Bandar Lampung; Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, Surabaya Pos, Bali Pos, Banjarmasin Pos, dan Pedoman Rakyat Makassar.4. Dalam kariernya sebagai ahli jurnalistik, Rosihan pernah menjadi Ketua Umum PWI Pusat (1970-1973), Ketua Pembina PWI Pusat (1973-1978 dan 1978-1983); Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat (1983-1988), Direktur Program Karya Latihan Wartawan PWI Pusat, anggota Tim Ahli Lembaga Pertahanan Nasional (1973-1974), anggota Pengurus Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (1969), anggota Staf Pusat Pembinaan Sumber Daya Manusia, anggota Asia Mass Communication Research and Information Centre (Sungapura, 1971), anggota MPR untuk fraksi Golkar (1973-1978), anggota Dewan Film Nasional, dan konsultan UNESCO yang bertugas di Sri Lanka (1980).5. Antara tahun 1963-1968 sempat bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang mesin perkapalan, Indo Marino, Jakarta. Dunia perfileman dan drama ia tekuni sejak tahun 1944. Bersama Usmar Ismail ia membentuk kelompok sandiwara amatir Maya.6. Kemudian tahun 1950 mendirikan perusahaan film sendiri yang diberi nama Perfini. Film pertama yang digarapnya adalah Darah dan Do'a. Beberapa film lainnya Lagi-Lagi Krisis (1956), Big Village (1970), Karmila (1975), dan Tjoet Nja' Dien (1987-1988), serta sandiwara Mahkamah (1989).7. Sejak tahun 1977 menjadi anggota Dewan Film Nasional (DFN). Pada tahun 1986-1989 menjadi Ketua Dewan Pembina Persatuan Perusahaan Film Indonesia dan Ketua Dewan Kehormatan (1989-1992).