Presiden Vladimir Putin Tuduh Amerika Sengaja Pancing Rusia ke Dalam Perang

Presiden Putin Tuduh Amerika Sengaja Pancing Rusia Ke Dalam Perang
Presiden Putin Tuduh Amerika Sengaja Pancing Rusia Ke Dalam Perang (Foto : )
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat dan Amerika, sengaja menciptakan skenario  yang dirancang, untuk memancing ke dalam perang dan mengabaikan masalah keamanan Rusia atas Ukraina.
Pernyataan tersebut merupakan yang pertama disampaikan Putin ke publik, sejak munculnya kemelut Ukraina, pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban,  yang sedang berkunjung, Selasa (1/2/2022).Presiden Putin tampak tidak menunjukan tanda-tanda Rusia akan mundur dari tuntuan keamanan yang disebut barat sebagai alasan yang tidak masuk akal dan kemungkinan alasan untuk melancarkan invasi ke Ukraina."Sudah jelas sekarang ... bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan," kata Putin, seperti dikutip Reuters (2/2/22).Putin menggambarkan skenario masa depan yang potensial di mana Ukraina diterima di NATO dan kemudian berusaha untuk merebut kembali semenanjung Krimea, wilayah yang direbut Rusia pada tahun 2014. [caption id="attachment_506578" align="alignnone" width="830"]
Presiden Putin Tuduh Amerika Sengaja Pancing Rusia Ke Dalam Perang Ilustrasi Militer Ukraina (Foto: Reuters)[/caption]"Mari kita bayangkan Ukraina adalah anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kita harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkannya? Rupanya tidak," kata Putin lagi.Rusia telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina.Atas tindakan itu, negara-negara barat mengatakan kekhawatirannya, Putin berencana menyerang negara bekas Uni Soviet tersebut.[caption id="attachment_506579" align="alignnone" width="900"] Presiden Putin Tuduh Amerika Sengaja Pancing Rusia Ke Dalam Perang Ilustrasi Militer Rusia (Foto: Reuters)[/caption]Presiden Rusia Vladimir Putin yang juga mantan anggota KGB itu menyangkal pihaknya  akan mengambil tindakan militer. Pengerahan tentara di perbatasan  Ukraina merupakan bagian dari latihan militernya."Kremlin ingin barat menghormati perjanjian  tahun 1999, bahwa tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan orang lain, yang dianggap sebagai inti krisis," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.