Dampak dari Banjir di Penajam Paser Utara, Satu Jembatan Rusak

Dampak dari Banjir di Penajam Paser Utara, Satu Jembatan Rusak (Foto Dok. BNPB)
Dampak dari Banjir di Penajam Paser Utara, Satu Jembatan Rusak (Foto Dok. BNPB) (Foto : )
Satu jembatan rusak akibat banjir dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara. Kerusakan yang dipicu peristiwa banjir tersebut terjadi di Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Kamis lalu (7/10/2021).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan dua desa terdampak di kecamatan itu. Di antaranya Desa Sumber Sari dan Gunung Mulia.“Saat banjir terjadi ketinggian muka air antara 20 hingga 40 cm. Pantauan BPBD pada hari ini, Sabtu (9/10), menyebutkan tinggi muka air cenderung terus meningkat,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. dalam siaran pers BNPB, Minggu (10/10/2021), seperti dikutip dari rri.co.id.Dilaporkan, untuk prakiraan cuaca dua hari ke depan menginformasikan wilayah Kecamatan Babulu masih berpotensi hujan ringan.Merespons hal tersebut, BPBD setempat mengimbau masyarakat dan perangkat daerah di kedua desa terdampak untuk tetap berhati-hati serta bersiaga dengan perlengkapan maupun peralatan jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi.Banjir di wilayah itu dipicu luapan dan kiriman air dari Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser. Tinggi muka air teramati di wilayah perbatasan antara Desa Sumber Sari dan Desa Sebakung yang berada di Kabupaten Paser. Genangan sempat melebar ke wilayah Desa Gunung Mulia yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara.Kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang sampai tinggi yang berdampak pada empat kecamatan. Keempat kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku.BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman potensi bencana hidrometeorologi dengan memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG dan kajian risiko bencana melalui inaRISK serta imbauan perangkat daerah setempat terkait kondisi wilayah dan upaya penanganan pra dan saat bencana yang akan dilakukan.