Patut Ditiru! Terima Bansos Tunai Dobel, Seorang Buruh Tani di Klaten Kembalikan Dananya

Patut Ditiru! Terima Dobel, Seorang Buruh Tani di Klaten Kembalikan Bansos Tunai
Patut Ditiru! Terima Dobel, Seorang Buruh Tani di Klaten Kembalikan Bansos Tunai (Foto : )
Patut ditiru! Seorang buruh tani di Klaten, Jawa Tengah, mengembalikan Bantuan Sosial Tunai (BST) yang diterima dobel.
Sikap jujur yang diterapkan Tukul Subagiyono, buruh tani asal Klaten, Jawa Tengah, patut menjadi contoh teladan. Bagaimana tidak, di saat banyak orang diam-diam mendapat bansos dobel meski tergolong mampu, justru ia mengembalikan Bantuan Sosial (Bansos Tunai) yang diterimanya dobel.Alasannya karena ia sudah mendapat bantuan lain dari dana desa. Ia tak ingin dapat bantuan dobel karena ada warga lain yang juga berhak mendapatkan.Warga Desa Kotesan Kecamatan Prambanan Klaten tersebut datang langsung ke tempat pembagian BST di desanya. Kebetulan, saat itu ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sedang keliling memantau pembagian BST."Ini sudah dapat bantuan bapak, ibu?" tanya Ganjar pada warga yang ada di sana.Saat itu, Tukul langsung tunjuk jari dan tegas mengatakan bahwa dirinya ingin mengembalikan Bantuan Sosial Tunai atau BST yang diterimanya."Saya cuma buruh tani pak. Ini saya kembalikan, wong saya sudah dapat. Satu bantuan saja sudah cukup pak, masa mau dapat lagi. Ya walaupun saya butuh sebenarnya, tapi kan saya sudah dapat. Yang lain masih banyak yang butuh dan tidak dapat," kata Tukul.
Dan rupanya selain Tukul ada warga lain yang bersikap sama. Jannah, seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai kuli bangunan, juga mengembalikan BST."Suami saya sudah dapat bantuan dari dana desa pak, jumlahnya juga sama Rp300 ribu per bulan. Nggak tahu kok ini dapat bantuan lagi, makanya saya kembalikan," kata Jannah.Begitu juga Yoga Pratama, seorang mahasiswa. Ia mengaku mendapat BST, padahal ayahnya sudah menerima."Kan menurut aturan undang-undang, satu kepala keluarga dapat satu bantuan saja. Tapi kok di keluarga saya dapat dua. Makanya saya berinisiatif mengembalikan," katanya.Ganjar yang melihat langsung kejadian tersebut mengaku salut pada warga yang jujur dan mau mengembalikan yang bukan haknya."Ini konkret, mereka datang dengan moralitas bagus, mau mengembalikan karena merasa sudah menerima," katanya. Ganjar melihat sendiri beberapa penerima bantuan yang memakai jam tangan bagus, handphone