Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel Temui Manajemen Garuda, Dukung Aksi Strategis Perseroan

Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel Temui Manajemen Garuda, Dukung Aksi Strategis Perseroan (Foto Istimewa)
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel Temui Manajemen Garuda, Dukung Aksi Strategis Perseroan (Foto Istimewa) (Foto : )
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyatakan dukungannya terhadap berbagai langkah strategis yang akan diambil oleh manajemen PT Garuda Indonesia. Yakni dalam menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.
Hal itu disampaikan Rachmat Gobel saat ditemui di kantor Garuda Indonesia di Jakarta, Rabu (2/6/2021)."Kami mendukung penuh manajemen untuk mengambil langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi Garuda," kata pria yang akrab disapa RG.RG menambahkan, persoalan keuangan tak hanya dihadapi oleh maskapai Garuda Indonesia saja. Tetapi perusahaan penerbangan lain mengalami masalah yang sama.Menurut dia, pandemi Covid-19 telah menyebabkan industri penerbangan mengalami penurunan pendapatan. Itu karena banyak pesawat tak bisa terbang akibat penutupan wilayah berupa lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)."Ada pembatasan-pembatasan karena pandemi Covid-19, seperti lockdown, PSBB, dan lain sebagainya. Membuat industri penerbangan dan transportasi mengalami dampak yang sama. Kita tidak bisa menghindari persoalan yang dihadapi oleh Garuda," beber RG, seperti dikutip dari Antara.Dalam pertemuan itu DPR sepakat untuk mempertahankan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional. Atau national flag carrier agar tetap terbang melayani perjalanan masyarakat ke daerah maupun luar negeri.Berdasarkan data laporan keuangan terakhir yang dirilis Garuda Indonesia pada kuartal III 2020. BUMN penerbangan itu mempunyai utang sebesar Rp98,79 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek Rp32,51 triliun. Serta utang jangka panjang sebesar Rp66,28 triliun.Sebelum pandemi Covid-19 perseroan sempat membukukan keuntungan hampir mencapai Rp100 miliar pada 2019. Namun, pandemi yang melanda Indonesia pada awal 2020 hingga sekarang telah memukul keuangan perusahaan.