Saham MU dan Juventus Jatuh Menyusul Demo dan Kecaman Liga Super Eropa

Liga Super Eropa mati sebelum dimulai
Liga Super Eropa mati sebelum dimulai (Foto : )
Saham MU dan Juventus jatuh menyusul demo dan kecaman Liga Super Eropa. Liga Super Eropa yang digadang gadang menggantikan Liga Champions hanya berumur 3 hari sebelum mati.
Dampak dari penolakan dan kecaman hingga demonstrasi terhadap rencana digelarnya kompetisi Liga Super Eropa, membuat semua klub pendiri asal Inggris mengundurkan diri. Ancaman UEFA, FIFA hingga Federasi sepakbola Inggris (FA) terhadap klub, pemain, hingga pelatih yang terlibat di Liga Super Eropa membuat mereka mundur.Ancaman UEFA dan FA ini ternyata sangat efektif dan membuat 6 klub asal inggris yang semula termasuk 12 klub besar eropa yang akan menggelar kompetisi sendiri dengan nama Liga Super Eropa ketakutan.Keenam tim besar asal Inggris menyatakan mundur dari Liga Super Eropa begitu melihat sanksi berat yang akan dijatuhkan badan sepakbola Eropa atau UEFA dan asosiasi negara asal klub yaitu FA, RFEF, dan FIGC.Keenam tim asal Inggris yang menjadi pendiri Liga Super Eropa tersebut adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur. Mereka sebelumnya menjadi bagian dari 12 Tim pendiri Liga Super Eropa bersama tiga tim Italia dan tiga tim Spanyol.Dampak penolakan terhadap rencana Liga Super Eropa juga berpengaruh di harga saham beberapa klub pendiri.  Harga saham Manchester United (MU) dan Juventus pada Selasa merosot tajam setelah rencana Liga Super Eropa kini berada di ambang keruntuhan menyusul kecaman dan reaksi keras dari para penggemarnya.Di Wall Street, saham Manchester United turun 6,0 persen, mengembalikan sebagian besar kenaikan yang mencapai hampir tujuh persen pada Senin (19/4) atau sehari setelah Liga Super Eropa dibentuk Minggu (18/4).Sementara di Milan, harga saham Juventus turun 4,2 persen setelah menutup hari sebelumnya pada level tertinggi sejak September 2020. Penurunan harga saham ke 12 klub pendiri Liga Super Eropa juga terjadi di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat.Kedua tim tersebut bagian dari 12 klub besar Eropa yang menggagas kompetisi Liga Super Eropa yang menjamin imbalan hingga miliaran dolar bagi para inisiatornya. Namun, rencana tersebut justru menuai kemarahan dari berbagai pihak, termasuk penggemar setia klub, otoritas sepak bola hingga kepala negara.Nasib Liga Super Eropa pun kini kian terancam mati setelah seluruh klub Inggris pada hari Rabu 21 April 2021 telah mengumumkan pengunduran diri mereka dari kompetisi tandingan Liga Champions tersebut.Liga Super Eropa kini hanya menyisakan tiga klub Italia, yakni AC Milan, Inter Milan dan Juventus serta tim-tim Spanyol, Atletico Madrid, Barcelona dan Real Madrid, yang presidennya Florentino Perez didapuk sebagai ketua umum.Terlepas dari kekisruhan yang terjadi, Bank investasi Amerika Serikat JP Morgan sebagai penyokong dana proyek tersebut mengumumkan pada Senin bahwa tidak akan ada perubahan apa pun terkait rencananya itu, demikian AFP.