Setelah Bekasi, Kini Hujan Es Terjadi di Serang, Banten, Ini Kata BMKG

Setelah Bekasi, Kini Hujan Es Terjadi di Serang, Banten, Ini Kata BMKG (Foto Istimewa)
Setelah Bekasi, Kini Hujan Es Terjadi di Serang, Banten, Ini Kata BMKG (Foto Istimewa) (Foto : )
Hujan es terjadi bersamaan dengan hujan deras yang disertai angin kencang yang melanda nyaris di seluruh wilayah di Kab. Serang, Banten pada Kamis (15/4/2021).
Bahkan, hujan yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB itu pun sempat menghebohkan warga. Hal itu lantaran turut disertai butiran-butiran es seperti biji kelereng.Salah seorang warga Desa Cisait, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Ahmad Fauzi mengaku cemas saat hujan ekstrem mulai melanda lingkungannya.Bahkan, dirinya yang saat itu sedang tertidur di dalam rumah harus terbangun karena mendengar suara berisik hujan yang mengenai genting rumahnya.Penasaran dengan suara berisik hujan yang berbeda saat mengenai genting. Dia langsung mengecek ke depan rumah Ahmad kaget karena banyak butiran es kecil yang tercecer di halaman rumahnya."Iya, tadi hujan gede, angin kenceng banget, cuaca gelap. Saya agak ngeri di dalam (rumah) juga. Tapi suara hujan kok agak beda, lebih berisik, kayak suara pletak-pletak gitu. Saya keluar, itu biji-biji es kayak gundu berceceran di depan rumah," ungkapnya.Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kasi Data dan Informasi BMKG Serang, Tarjono memaparkan, jika fenomena hujan disertai butiran-butiran es yang terjadi lantaran wilayah Banten sudah mulai memasuki masa peralihan musim. Di mana, yang saat ini musim penghujan akan berganti ke musim kemarau."Karakteristik atau ciri khasnya peralihan musim itu ya cukup ekstrem, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Kemudian bisa terjadi puting beliung, bahkan lebih ekstrem terjadi hujan es," ucapnya, seperti dikutip dari Kumparan..Dijelaskan, jika fenomena hujan es yang terjadi biasanya diakibatkan karena munculnya awan kumuloninbus di areal tersebut. Meski begitu, ditegaskan Tarjono, jika hal itu merupakan fenomena alam biasa."Hujan es itu dihasilkan oleh awan cumulonimbus, jadi kalau nggak ada awan itu nggak bisa terjadi (hujan es). Jadi ada awan cumulonimbus itu berpotensi, tapi belum tentu ada awan itu hujan es bakal terjadi," paparnya.