Demam Babi Afrika Melanda Hongkong, 3.000 Ekor Babi Dimusnahkan

demam babi afrika di hongkong
demam babi afrika di hongkong (Foto : )
Pihak berwenang Hongkong
telah memerintahkan pemusnahan
3.000 ekor babi di sebuah peternakan di utara Hong Kong setelah demam babi Afrika menyebar di fasilitas tersebut. Seperti diberitakan South China Morning Post , Rabu (10/2/2021), enam sampel yang diambil dari satu kandang di tempat di Wong Nai Tun di Yuen Long menunjukkan jejak penyakit demam babi Afrika pada 4 Februari 2021 lalu, memicu pemusnahan terhadap 240 babi.Sementara, dua sampel tambahan dari kandang lain kembali positif pada hari Sabtu, mendorong pembunuhan 590 babi dan lebih banyak lagi, seperti diungkap Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi setempat pada Selasa, 9 Februari 2021.Diketahui, Penyakit ini sebelumnya tidak pernah terdeteksi pada babi yang dibesarkan secara lokal.Setelah berkonsultasi dengan pakar internasional, departemen kemudian memutuskan untuk memerintahkan pemusnahan 3.000 babi yang tersisa."Departemen akan memusnahkan 3.000 babi yang tersisa secara tertib jika situasi di lapangan memungkinkan dan secepat mungkin," kata seorang juru bicara.Sebagai ganti rugi atas pemusnahan tersebut, pemilik akan diberi kompensasi sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan.Penyakit ini tidak berbahaya bagi manusia dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi keamanan pangan tetapi menyebar dengan cepat di antara populasi babi dan seringkali terbukti mematikan bagi hewan.Juru bicara mengatakan sampel yang diambil dari tiga peternakan babi lainnya dalam radius 3 km ternyata negatif untuk demam babi.Setelah wabah besar penyakit di China daratan pada 2019 yang mengakibatkan lebih dari 100 juta babi dimusnahkan atau mati, Hongkong menerapkan langkah-langkah keamanan hayati yang ketat.Termasuk membersihkan dan mendesinfeksi kendaraan yang menuju ke rumah jagal utama Sheung Shui.Hui Wai-kin, kepala Asosiasi Umum Pedagang Babi, mengatakan babi dari 38 peternakan babi berlisensi di kota itu memasok sekitar 22 persen dari permintaan pasar lokal dan pemusnahan tidak akan berdampak apapun selama pasokan dari daratan tetap normal.Hongkong pertama kali mendeteksi penyakit pada babi yang diimpor dari daratan pada Mei 2019 yang menyebabkan pemusnahan 6.000 babi di rumah jagal.