Rapid Test Antigen Diwajibkan di Jakarta, Ini Kelemahannya Menurut Ahli

Rapid Test Antigen Diwajibkan di Jakarta, Ini Kelemahannya Menurut Ahli (Foto Ilustrasi Rapid Test Antigen)
Rapid Test Antigen Diwajibkan di Jakarta, Ini Kelemahannya Menurut Ahli (Foto Ilustrasi Rapid Test Antigen) (Foto : )
Akhir-akhir ini syarat rapid test antigen untuk perjalanan jarak jauh, terutama untuk warga yang keluar masuk Jakarta. menjadi topik ramai dibicarakan, 
Kebijakan tersebut diketahui telah dimulai pada 18 Desember 2020 kemarin. Sekaligus untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19 selama masa libur Natal dan Tahun Baru di Tanah Air.Lalu jika melihat harga rapid test antigen lebih mahal dari rapid test antibodi, apakah rapid test antigen lebih bagus dan lebih akurat?Menurut dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes. Rapid test antigen atau swab antigen dilakukan pada tubuh pasien dengan cara pengambilan melalui swab (usapan). Baik orofaring maupun nasofaring, yang harus dilakukan oleh petugas yang kompeten.“Jika pada tubuh pasien terdapat antigen spesifik SARS-COV-2. Maka antigen tersebut akan berikatan secara spesifik dengan antibodi yang tersedia di alat rapid. Sehingga akan memunculkan warna pada garis tes (T) di alat rapid,” kata Irhamsyah melalui keterangan resminya, Minggu (20/12/2020).Lebih lanjut Irhamsyah menambahkan bahwa pengerjaan tes ini sederhana dan cepat, hanya sekitar 15 sampai 30 menit.Lebih lanjut dr. Irhamsyah mengatakan, kelebihan rapid test antigen atau swab antigen ini, antara lain mampu mendeteksi komponen virus corona. Akan diketahui secara langsung untuk deteksi dini.Meski demikian, rapid test antigen/ swab antigen ini juga memiliki kelemahan. Dr. Irhamsyah menyebut, setidaknya ada 3 kelemahan rapid swab antigen, yakni:1. Berpotensi terjadi false negative dari hasil rapid test antigen. Karena hanya dapat mendeteksi dini. Sehingga, dapat jadi saat dikonfirmasi dengan tes PCR hasilnya positif.2. Menggunakan sampel saluran napas atas (swab nasofaring/ orofaring). Sehingga ketidakterampilan petugas dalam pengambilan specimen dapat mempengaruhi hasil.3. Membutuhkan APD level 3 untuk pengambilan specimen.4. Terdapat perbedaan sensitivitas alat swab antigen, sehingga pemilihan alat harus dilakukan dengan tepat.“Tingkat akurasi alat tes rapid swab antigen bervariasi dari masing-masing brand. Tingkat sensitivitas alat swab antigen adalah >80% dan spesifisitas alat swab antigen adalah >97%,” jelasnya, seperti dikutip dari rri.co.id.5. Uji validari hasil swab masih terbatas, sehingga belum dapat menggantikan posisi rapid test PCR.Selain itu, dr. Irhamsyah juga berpendapat jika program antigen tes cepat atau antigen swab cepat yang diberlakukan pemerintah untuk perjalanan ke luar kota tidak 100% efektif, karena dari segi akurasi alat masih rendah jika dibandingkan dengan tes materi genetik SARS CoV-2 (PCR).