KROSCEK: Hilangkan Virus Covid Makan Buah dan Sayuran di atas Tingkat Keasaman Virus

pH fi
pH fi (Foto : )
Muncul di media sosial, informasi yang menyebut menghilangkan virus Covid-19 dengan mengonsumsi makanan alkali seperti buah dan sayuran di atas tingkat keasaman virus Covid.
Beredar di media jejaring sosial
Facebook yang diposting oleh pemilik akun atas nama Muhlisin Lombok Ntb, sejak 28 September 2020. Postingan menggugah Informasi seputar pencegahan Covid. Dalam unggahan tercantum informasi buah dan sayuran yang memiliki tingkat keasaman atau pH lebih tinggi dari virus Covid-19 dapat membunuh virus tersebut. Informasi ini menjadi fokus utama yang ingin disampaikan sumber, sekaligus dijadikan status dalam postingan pemilik akun Muhlisin. “Perhatikan bahwa pH virus corona bervariasi dari 5,5 hingga 8,5...karena itu, yang harus kita lakukan untuk menghilangkan virus adalah mengkonsumsi lebih banyak makanan dan minuman alkali diatas tingkat keasaman virus..." Kemudian tertera dalam unggahan, "Karena itu yang harus kita lakukan untuk menghilangkan virus adalah mengonsumsi lebih banyak makanan alkali di atas tingkat keasaman virus, seperti:
  1. Pisang,
  2. Lemon hijau - 9,9 pH
  3. Lemon kuning -8,2 pH
  4. Alpukat – 15,6 pH
  5. Bawang putih – 13,2 pH
  6. Mangga – 8,5 pH
  7. Tangerine – 8,5 pH
  8. Nanas – 12,7 pH
  9. Selada air – 22,7 pH
  10. Jeruk – 9,5 pH”
  [caption id="attachment_382985" align="alignnone" width="890"] Status dan unggahan akun Muslihin Lombok Ntb. (Screenshot Facebook)[/caption] Lantas benarkah klaim yang menyebut menghilangkan virus adalah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan dan minuman alkali diatas tingkat keasaman virus, seperti kandungan buah dalam daftar? Berikut krosceknya. Berdasarkan kroscek dan penelusuran, diperoleh informasi bahwa mengkonsumsi makanan alkali yang mengandung pH lebih tinggi dibanding pH virus adalah klaim yang keliru. Pernyataan ditemukan dalam laman health.grid.id, (6/8/2020), dalam artikel berjudul, “Makanan Alkali Dapat Membunuh Virus Corona, Benarkah SARS-CoV-2 Mati dalam pH Tinggi?” [caption id="attachment_382988" align="alignnone" width="623"] Artikel penjelasan klaim makanan pH tinggi membunuh virus Covid. (Screenshot healt.grid.id)[/caption] Berikut cuplikan penjelasan dalam artikel dimaksud, “Berdasarkan laman Covid19.go.id, klaim bahwa untuk mengalahkan virus Corona (Covid-19), adalah dengan mengkonsumsi makanan alkali yang mengandung pH lebih tinggi dibanding pH virus adalah klaim yang keliru. Virus, termasuk virus corona, juga tidak memiliki pH. Oleh karena itu, konsumsi makanan alkali dengan pH yang lebih tinggi tidak bisa membunuh virus Corona Covid-19. Klaim ini mengutip penelitian yang terbit pada 1991, jauh sebelum virus Corona Covid-19 muncul pada Desember 2019. Pesan berantai itu tidak hanya beredar di Indonesia, pesan tersebut juga beredar di India dan Afrika dalam versi bahasa Inggris, dengan klaim bahwa informasi itu berasal dari penelitian yang diterbitkan di Journal of Virology. Berdasarkan jurnal tersebut dan menemukan penelitian yang berjudul “Alteration of the pH Dependence of Coronavirus-Induced Cell Fusion: Effect of Mutations in the Spike Glycoproteint”. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Gallagher, Cristina Escarmis, dan Michael Buchmeier dari Departemen Neurofarmakologi Scripps Clinic and Research Foundation, California. Klaim mengenai derajat keasaman (pH) dalam pesan berantai di atas tampaknya dicomot dari penelitian ini, sebagaimana yang tertulis di bagian abstrak, yakni “infeksi sel murine yang rentan terhadap coronavirus mouse hepatitis virus tipe 4 (MHV4) menghasilkan fusi sel-sel yang luas pada pH 5,5-8,5”. Namun, penelitian itu diterbitkan pada 1991 dan terkait dengan coronavirus mouse hepatitis virus tipe 4, bukan virus Corona jenis baru, SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Seperti diketahui, virus Corona Covid-19 baru muncul pada Desember 2019, tepatnya di Kota Wuhan, China. Dikutip dari media pemeriksa fakta India, The Quint, ahli virus Shaheed Jameel mengatakan bahwa virus tidak memiliki derajat keasaman atau pH. Oleh karena itu, pernyataan yang mengaitkan makanan yang diklaim memiliki pH tinggi dengan virus Corona tidak berdasar. “Virus tidak memiliki nilai pH. Tidak ada organisme hidup yang memiliki nilai pH,” kata Shaheed. Suranjit Chatterjee, Konsultan Senior Obat Penyakit Dalam di Rumah Sakit Indraprastha Apollo, mengatakan tidak ada bukti untuk mengklaim bahwa konsumsi makanan alkali dapat mengobati infeksi virus Corona. “Ini hanya teori yang sedang beredar dan tidak hanya di India tapi juga di negara lain. Tidak ada bukti atau data untuk mengklaim bahwa makanan alkali akan menyembuhkan infeksi virus Corona,” katanya. Hal senada dilaporkan oleh organisasi pemeriksa fakta Afrika, AfricaCheck. Berdasarkan keterangan Tanimola Akande, profesor kesehatan masyarakat Universitas Ilorin, Nigeria, virus Corona “tidak memiliki pH sendiri”. Namun, virus Corona bertahan dengan baik di lingkungan dengan pH sekitar 6 dan tidak mampu bertahan pada pH di atas 8. Oyewale Tomori, profesor virologi WHO, juga mengatakan bahwa klaim tentang pH pada virus Corona Covid-19 keliru. “Virus Corona tidak ada hubungannya dengan perut. Jadi, bagaimana ‘makanan alkali’, seperti lemon, jeruk nipis, alpukat, dan bawang putih, mengalahkan virus? Klaim ini harus diabaikan,” ujarnya. Klaim tentang lemon Dilansir dari situs Australian Academy of Science, lemon memiliki pH sekitar 2, bukan 9,9 seperti yang terdapat dalam pesan berantai di atas. Oleh karena itu, lemon memiliki rasa yang cukup asam. Semakin rendah pH suatu zat, zat tersebut akan semakin bersifat asam. Selain itu, dilansir dari Euronews, mengkonsumsi makanan tertentu yang memiliki pH di bawah ataupun di atas 7 tidak akan mengubah derajat keasaman dalam tubuh. Pasalnya, tubuh telah mengatur derajat keasamannya dalam kisaran yang sangat sempit, terbatas pada pH 7,37-7,43, agar sel-sel tetap berfungsi. “Ketika Anda minum jus lemon dengan pH 2,5 dan masuk ke lambung Anda yang memiliki pH 1,5-3,5, lemon tidak akan mengubah lambung yang sudah asam. Selain itu, pompa proton dalam lambung akan mempertahankan pH-nya,” kata Michael Kann, profesor virologi klinis di Universitas Gothenburg, Swedia. Terlepas dari itu, adanya beragam pesan berantai yang tidak memiliki dasar penelitian yang kuat, lebih baik untuk dihindari. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Plate G menyebutkan, pihaknya telah menemukan lebih dari 1.000 isu hoaks terkait Covid-19. Hoaks itu tersebar ke hampir 2.000 platform digital." Berdasarkan kroscek dan penjelasan dapat disimpulkan klaim yang menyebut menghilangkan virus dengan mengkonsumsi makanan alkali yang mengandung pH lebih tinggi dibanding pH virus adalah klaim yang keliru. Informasi termasuk dalam kategori fabricated content atau konten palsu. Fabricated content terbilang jenis konten palsu yang paling berbahaya. Konten ini dibentuk dengan kandungan 100% tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara fakta.