Ngawi Krisis Air Bersih, 44 Desa Kekeringan Parah

Ngawi Krisis Air Bersih, 44 Desa Kekeringan Parah
Ngawi Krisis Air Bersih, 44 Desa Kekeringan Parah (Foto : )
Krisis air bersih akibat kemarau terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Ada sedikitnya 44 desa yang tersebar di 9 kecamatan kekeringan parah. BPBD Kabupaten Ngawi memprediksi musim kemarau masih akan terjadi hingga bulan Desember mendatang. Ini artinya dampak krisis air bersih akan meluas ke banyak desa lainnya.
Warga Desa Tulakan, Kecamatan Sine ini mengantre dan berebut air bersih yang didrop oleh BPBD Kabupaten Ngawi. Mereka menyerbu bak penampungan air yang telah diisi air bersih oleh petugas dari truk tangki.Mereka terpaksa berebut air bersih lantaran sumber air di desa mereka sudah menyusut bahkan tak sedikit sumur-sumur sudah mongering. Jika tak ada air droping dari BPBD, mereka terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan minum dan memasak.[caption id="attachment_378849" align="alignnone" width="900"]
Ngawi Krisis Air Bersih, 44 Desa Kekeringan Parah Foto: Miftakhul Erfan | ANTV[/caption]Prediksi cuaca dari BMKG, musim kemarau tahun ini masih akan terjadi hingga bulan Desember mendatang. Sehingga dengan kondisi ini dipastikan desa yang mengalami krisis air bersih juga akan terus meluas.Dalam sehari, BPBD Kabupaten Ngawi melakukan droping air bersih untuk 3 hingga 4 desa dengan 2 armada atau truk tanki per desa. Pihak BPBD berencana menambah armada agar droping air bersih ke desa terdampak bisa merata dinikmati warga. Demikian dikatakan Teguh Puryadi, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ngawi.[caption id="attachment_378850" align="alignnone" width="900"] Ngawi Krisis Air Bersih, 44 Desa Kekeringan Parah Foto: Miftakhul Erfan | ANTV[/caption]Hingga kini ada 44 desa yang tersebar di 9 kecamatan yaitu Mantingan, Karanganyar, Kedungalar, Widodaren, Sine, Pitu, Bringin, Kasreman dan juga Ngawi Kota mulai mengalami krisis air bersih.Jumlah itu dipastikan terus bertambah. Pada tahun lalu sebanyak 50 desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih akibat musim kemarau panjang. Miftakhul Erfan | Ngawi, Jawa Timur