Pondok Pesantren Tunanetra "Buta Dunia Tak Buta Akhirat"

tunanetra new
tunanetra new (Foto : )
www.antvklik.com
- Wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari agamanya, apapun profesinya. Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224) Merujuk dari hadist ini, jelas dalam kondisi apapun seorang manusia wajib hukumnya untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali bagi para tunanetra. Namun, dalam mendalami ilmu agama, para penyandang tunanetra tentu memiliki keterbatasan, tidak seperti orang pada umumnya. Terlebih, hingga saat ini masih belum banyak lembaga pendidikan keagamaan yang secara khusus memberikan fasilitas dan sarana pembelajaran kepada para tunanetra.Inilah yang menjadi perhatian Yayasan Raudlatul Makfufin. Yayasan ini merupakan lembaga pendidikan tunanetra yang secara khusus membidangi masalah keagamaan kaum tunanetra. “Tujuan utama pendirian Yayasan Raudlatul Makfufin untuk menjadi wadah pembinaan kaum tunanetra dalam bidang keagamaan dan mengupayakan terciptanya kesejahteraan di kalangan tunanetra muslim,'' ungkap Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Ade Ismail.Tujuan ini pun diimplementasikan dengan mendirikan Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin (Taman Tunetra). Dengan motto 'Tiada Mata Tak Hilang Cahaya', Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin memberikan wadah kepada kaum tunanetra untuk bisa mendalami ilmu agama Islam. Mulai dari pembelajaran membaca Alquran Braille dari tingkat dasar sampai tingkat instruktur, hingga pembinaan kajian keislaman, seperti Fiqh, Aqidah Akhlak, Ilmu Hadis, Sirah Nabawiyah, dan pendidikan terjemah Alquran, Zikir, dan doa.Bertempat di kompleks Yayasan Raudlatul Makfufin di Jalan Haji Jamat, Gang Rais, No.10, Buarang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin saat ini tengah mendidik 10 santri, ikhwan dan akhwat.[embed]https://youtu.be/TWpoV7dXClg[/embed]Para santri ini pun berasal dari berbagai daerah, mulai dari Brebes, Cirebon, Indramayu, hingga dari Palembang dan Bengkulu. ''Masa belajar untuk tiap santri mencapai tiga hingga enam tahun. Para santri ini diarahkan supaya bisa hafal Alquran ketika menyelesaikan masa pendidikannya,Selain mendapatkan pendalaman dan ketrampilan ilmu agama, Pesantren Raudlatul Makfufin, yang berdiri sejak dekade 1980-an, ini juga memberikan pendidikan keterampilan lain, seperti keterampilan penggunaan komputer dan penguasaan bahasa asing. Nantinya, para alumni Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin diharapkan bisa mengembangkan diri dan memberikan kontribusi positif untuk masyarakat di sekitarnya.Terkait sarana pembelajaran, pihaknya juga telah memproduksi sendiri buku-buku keislaman dalam bentuk braille. Yayasan Raudlatul Makfufin telah mengalihkan berbagai kitab-kitab keislaman, seperti kitab-kitab tradisional, kitab hadis, kitab bahasa Arab, dan kitab Fiqh, ke dalam bentuk braille. Bahkan, untuk menambah pemasukan, Yayasan Raudlatul Makfufin juga menjual buku-buku dalam bentuk braille tersebut. Laporan Benny Cahyadi, Wisnu Tresna dan Era Anggoro Tangerang Selatan.