Imbas Pandemi Corona, Permintaan Dodol Betawi Menurun Drastis

dodol betawi
dodol betawi (Foto : )
Dodol Betawi, panganan khas Jakarta, terbuat dari kelapa, gula merah dan beras ketan. Salah satu dodol Betawi yang cukup tersohor, ialah dodol milik Hj. Masitoh atau Hj. Mamas yang berlokasi di Jalan Batu Ampar I, Condet, Jakarta Timur. 
Pada bulan ramadhan Tahun 2020 ini, penjualan dodol terus menurun karena virus corona,” ujar Hj. Mamas.Ia menambahkan selain penjualan, pekerja yg membantu untuk mengaduk dodol pun turut berkurang, biasanya ia mempekerjakan 34 orang, setelah adanya PSBB yang diberlakukan di Jakarta, ia hanya bisa mempekerjakan 13 orang saja.[caption id="attachment_324361" align="alignnone" width="900"]
selain penjualan, pekerja yg membantu untuk mengaduk dodol pun turut berkurang selain penjualan, pekerja yg membantu untuk mengaduk dodol pun turut berkurang (Foto: ANTV/Era)[/caption]Jumlah pekerja yg tinggal 13 orang menjadi salah satu faktor penurunan produksi, padahal untuk membuat dodol dibutuhkan banyak tenaga, karena adonan dodol harus diaduk terus menerus selama 7 jam agar tidak gosong.Hj Mamas juga dengan menggunakan kayu bakar agar panas pada wajan dapat rata ke seluruh permukaan. Ini juga yang menjadi rahasia kelezatan Dodol Hj. Mamas.Toko dodol yang sudah beroperasi sejak tahun 1985 ini, sejak pagi hari sudah mulai ramai, apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri.Biasanya bagi orang Betawi panganan ini menjadi suguhan wajib bagi para tamu yg datang bersilaturahmi. Ada 3 varian rasa yaitu, Dodol Original dan ketan hitam seharga Rp75 ribu dan Dodol Durian seharga Rp110 ribu. Era Anggoro-Wisnu | Jakarta