Tak Hanya Indonesia, Negara Ini Juga Karantina Warganya di Pulau Terluar

fasilitas detensi pulau christmas
fasilitas detensi pulau christmas (Foto : )
Ratusan warganya yang "terkurung" di Wuhan, China akibat wabah virus corona telah dipulangkan ke tanah air dan dikarantina di Pulau Natuna. Tak hanya Indonesia, negara juga karantina warganya di pulau terluar. 
Sebanyak 241 warga Indonesia dari Wuhan, China sudah berada di Natuna, Kepulauan Riau, guna menjalani karantina selama dua pekan. Karantina dilakukan guna memastikan tidak ada virus corona yang terbawa mereka ke tanah air.Ternyata tak hanya Indonesia yang menggunakan pulau terluar untuk karantina warganya terkait virus corona. Pemerintah Australia juga menggunakan Pulau Christmas, salah satu pulau terluar mereka guna karantina warganya.Hampir 300 warga Australia yang sebelumya berada di Kota Wuhan, China, tempat dimana wabah virus corona merebak telah dievakuasi dan diterbangkan ke Pulau Christmas untuk dikarantina di sana.Pesawat Boeing 747 milik maskapai penerbangan Qantas, membawa mereka akan tiba di Exmouth (Australia Barat) hari Senin (3/2/2020) siang. Ini merupakan pesawat pertama yang membawa warga Australia ke luar dari kota yang sekarang sudah ditutup tersebut.CEO Maskapai Qantas Alan Joyce mengatakan, pesawatnya akan mengangkut 270 warga dari Wuhan. Di dalam pesawat juga ada 14 awak pesawat, 4 pilot, dan pejabat dari Departemen Kesehatan Australia."Pesawat itu sekarang sedang berada di Wuhan. Bagasi penumpang sudah masuk, pesawat sudah diisi bahan bakar dan penumpang sebentar lagi akan naik jadi mudah-mudahan pesawat akan berangkat dalam beberapa jam mendatang," kata Joyce kepada ABC.

Sempat Menolak

Sebelumnya, beberapa warga Australia di Wuhan sempat menolak dievakuasi dan lebih memilih tinggal di sana.  Sementara yang lain khawatir dengan karantina saat mereka tiba di Australia.Salah satunya adalah Gloria Zeng yang berasal dari Sydney. Ia enggan meninggalkan Wuhan karena tidak mau tinggal di pusat tahanan imigrasi di Christmas Island. Namun Zeng berubah pikiran di hari keberangkatan."Saya mendapat desakan kuat dari suami saya. Dia mengatakan situasinya tidak bagus, semua negara lain sudah mulai menutup perbatasan mereka." katanya kepada ABC."Dia mengatakan bila kami tetap berada di sini, mungkin diperlukan waktu beberapa bulan sebelum boleh meninggalkan Wuhan, jadi dia sangat khawatir," katanya lagi.Gloria mengatakan, perjalanan ke bandara berjalan lancar karena pejabat Australia sudah mengatur sehingga mereka bisa melewati pemeriksaan di Wuhan.  Namun memaksa ketiga anaknya mengenakan masker penutup mulut bukanlah hal yang mudah."Tampaknya anak-anak sekarang sudah terkena virus yang ada dimana-mana. Saya sangat khawatir. Ini sudah tidak terkontrol sama sekali. Ini akan jadi perjalanan yang panjang," katanya lagi.Warga negara Australia atau mereka yang memiliki keluarga di Australia masih diperbolehkan pulang, namun Qantas akan mengikuti jejak maskapai internasional lainnya untuk menghentikan penerbangan ke dan dari China.

Karantina Dua Minggu

Warga Australia yang dievakuasi dari Wuhan ini akan dikarantina selama dua minggu di Pulau Christmas. Mereka akan ditempatkan di Pusat Penahanan Imigrasi yang sekarang ini sudah hampir kosong, disertai oleh tim dokter dan perawat.Bila tidak ada tanda-tanda mereka mengidap virus korona, mereka kemudian akan diterbangkan ke Perth, yang berjarak empat jam penerbangan dari Pulau  Christmas.Saat ini tercatat sudah 362 orang meninggal dunia akibat virus corona. Sementara mereka yang positif terjangkit virus itu mencapai 17.205 orang. ABC Indonesia, CNN