Konflik Gajah Sumatera dan Manusia, Warga Dikejar Lahan Dirusak

Gajah Sumatera
Gajah Sumatera (Foto : )

Belasan Gajah Sumatera yang liar, tiba tiba masuk ke kepemukiman warga, di desa Gampong Baro, Setia Bakti, Aceh Jaya, langsung mengamuk dengan cara menumbangkan sejumlah pohon dan juga merusak puluhan hektar kebun warga.

Melihat gajah sedang mengamuk, ratusan warga desa setempat langsung berlarian mencari tempat yang lebih aman, seperti mengungsi ke rumah warga di desa tetangga, karena warga takut, gajah gajah liar yang diperkirakan sebanyak 12 ekor tersebut, mengejar warga yang ditemui.

Akibat amukan gajah Sumatra, warga setempat mengalami kerugian material puluhan juta rupiah, serta puluhan hektar kebun petani juga di rusak gajah liar tersebut. Kepala Desa Gampong Baro Junidar Syahputra, mengatakan, amukan sekelompok gajah terjadi Senin (17/6/2019) dini hari.

“Belasan ekor gajah tiba tiba mendatangi desa, kawanan gajah ini langsung mengamuk,dengan menumbangkan sejumlah pohon, gajah gajah liar ini juga mengejar warga ,selain kawanan gajah liar tersebut juga merusak puluhan hektar kebun warga,” katanya. Warga berharap, pihak Badan Konservasi Sumer Daya Alam Aceh, segera mengusir gajah liar tersebut.

Sementara itu, 6 ekor Gajah Sumatera lainnya juga terlihat memasuki perkebunan sawit milik masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu Riau, akibat maraknya aksi penebangan hutan secara masal di Provinsi Riau yang merupakan habitat hewan tersebut.

Sudah lebih dari dua pekan belakangan ini, kawanan gajah liar tampak berkeliaran di dua kecamatan yakni Kecamatan Peranap dan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Kelompok gajah liar tersebut merusak perkebunan sawit milik warga yang sudah ditanam sejak sekitar 2 sampai 5 tahun lalu.

Tidak hanya merusak tanaman kelapa sawit , gajah liar yang di duga kelaparan dan keluar dari hutan untuk mencari makan itu, juga merusak gubuk gubuk milik warga yang terbuat dari kayu hingga rata dengan tanah, dan dikhawatirkan masuk ke perkampungan warga. Warga yang takut dengan amuk hewan berbadan besar itu, mengungsi untuk menyelamatkan diri.