Antv – Ada kalanya seseorang memiliki masa rebel alias nakal mereka, tak terkecuali penyanyi seperti Anji. Bagaimana selengkapnya?
Tak semua orang bersedia membicarakan aksi kenakalan mereka di masa lalu. Namun, Anji tampaknya sama sekali tak keberatan.
Dalam sebuah konten YouTube, pelantun lagu Kekasih Terhebat ini menceritakan aksi kenakalannya semasa muda.
Dilansir dari Intip Seleb, Anji bercerita bahwa aksi nakalnya terjadi di momen lebara. Ia datang ke pusat perbelanjaan terkenal saat itu, yaitu Blok M, bersama sang ibu.
“Jadi ceritanya lebaran, dulu Bekasi ke Jakarta tidak ada jalan tol. Zaman dulu ke Blok M keren banget itu,” ungkap Anji.
Anji sedang mencoba celana di sebuah toko. Saat itu, ia mendapat ide untuk mendapat lebih banyak celana.
“Di situ gue cobain celana satu, terus gue cobain satu lagi, ternyata kegedean. Akhirnya gue punya akal,” kata penyanyi berusia 44 tahun ini.
“Gue pakai celana yang pas, yang kegedean gue pakai lagi. Eh, bukan, gue pakai celana gue yang lain,” ia melanjutkan.
Anji sengaja membawa celana yang terlalu besar. Maka, aksi pencuriannya ini tak ketahuan. Ibunya membayar satu celana, tapi ia mendapat dua sekaligus.
Aksi pencurian Anji ini tidak ketahuan karena saat itu belum ada alat sensor yang berada di setiap pintu keluar-masuk toko seperti sekarang.
Anji bercanda dan menyatakan bahwa aksinya ini adalah sikap visioner karena adanya sistem buy one get one belakangan ini.
Setelah mencuri, Anji tidak merasa bersalah. Sang ibu pun yang akhirnya tahu tentang tindakan sang putra terlalu terkejut untuk berkata-kata.
“Nyokap gue awalnya enggak tahu. Cuma pas lihat, kok celananya jadi ada dua? Akhirnya gue cerita, nyokap gue istighfar,” kata sosok bernama asli Erdian Aji Prihartanto ini.
Namun, itu bukan kali terakhir Anji melakukan aksi pencurian. Ia melakukannya lagi saat masih berstatus pelajar, bahkan turut mengajak teman-teman sekolahnya.
“Selain nyolong celana di Blok M, gue juga pernah nyolong alat tulis dan waktu itu pas saat masih SMP dan sering dilakukan saat pulang sekolah,” kata Anji.
Anji melakukannya di toko buku. Ia membeli penghapus, tapi keluar dengan turut membawa pulpen. Hal ini ia lakukan karena memiliki uang jajan yang terbatas.
Anji mungkin berhasil melakukan aksi pencurian ini, tapi tidak dengan temannya. Anji pun tidak melakukan aksi ini lagi saat dirinya dewasa.