“Di TPA saat ini, sampah yang masuk itu belum semuanya terpisah. Semua campur. Dari yang plastik, sampah organik yang menghasilkan gas metana. Belum maksimal pemilihan sampah yang harusnya bisa dilakukan dari rumah,” tambahnya.
Edukasi lingkungan penting untuk dilakukan dalam memberikan pemahaman ke masyarakat agar memahami pentingnya melakukan pengelolaan sampah mandiri yang dapat dimulai dari rumah.
Edukasi lingkungan yang juga perlu dilakukan yaitu mengenai manfaat daur ulang sampah, peluang bisnis dalam pengelolaa sampah, serta bijak dalam memilih produsen barang konsumsi yang sudah berkomitmen untuk melakukan daur ulang kemasan produknya sehingga bisa mengurangi limbah plastik di lingkungan.
“Masyarakat juga harus bijak dan cerdas dalam memilih produk yang dihasilkan oleh produsen barang konsumsi, mana yang produsennya sudah berkomitmen dalam pengelolaan limbah-limbah produknya, mana yang belum,” tegas Novrizal.
Pembina Industri Ahli Madya, Pusat Industri Hijau, Kementerian Perindustrian Andriati Cahyaningsih menyatakan industri hijau memiliki daya saing dalam industri nasional Industri Hijau memiliki daya saing dalam industri nasional.
Hal ini harus didukung dengan hadirnya produk yang berasal dari bahan baku ramah lingkungan.
“Untuk pengelolaan limbah sampah dimulai dari awal seperti packaging atau wadah produk, selain itu memanfaatkan limbah sebagai bauran energi atau energi alternatif,” jelasnya.