Rupiah Terkoreksi ke Level 13.640

Rupiah (Foto : )

www.antvkli.com- Rupiah terkoreksi 0,41% pada pagi ini, beriringan dengan mata uang Asia yang secara bersamaan berjatuhan. Pada rentang transaksi 13.640/650, Rupiah kembali ke level terendahnya sejak awal Juni 2016.  Acuan pergerakan USD terhadap mata uang utama dunia melonjak ke level 94,8 (dari 91 di awal September dan 93 di awal Oktober lalu).Rupiah terkoreksi 0,41% pada pagi ini, beriringan dengan mata uang Asia yang secara bersamaan berjatuhan. Pada rentang transaksi 13.640/650, Rupiah kembali ke level terendahnya sejak awal Juni 2016.  Acuan pergerakan USD terhadap mata uang utama dunia melonjak ke level 94,8 (dari 91 di awal September dan 93 di awal Oktober lalu).Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukan apresiasi rupiah sebesar 0,07% ke level Rp 13.560 per dollar AS.Rupiah melemah karena selama seminggu ini terjadi  net outflow  sebesar Rp 1,51 triliun dari Senin-Rabu, Rupiah masih berpotensi melemah karena di bulan November akan ada faktor seasonal yang memang membuat dollar unggul.Dollar sendiri melaju kencang didukung rilis data internal yang  relatif mengkilap kemarin, dengan durable goods orders maupun new home sales yang meningkat serta pengajuan jobless claims yang tetap stabil berada di bawah rata-rata jangka panjangnya. Rangkaian publikasi yang memperlihatkan positifnya kondisi ekonomi terkini tersebut semakin memperbesar keyakinan pelaku pasar mengenai rencana the Fed untuk menutup tahun 2017 dengan satu kali lagi kenaikan bunga acuan. Menguatnya ekpektasi pasar mengenai the next rate hike tercermin dari Fed fund futures yang saat ini telah menunjukkan probabilitas 83,6%.• Rally greenback pada sisi lain juga ditopang profit taking dari Euro, selepas selesainya ECB meeting kemarin yang memutuskan untuk mulai tapering pada Januari 2018 dengan mengurangi pembelian bonds sebesar 30 miliar euro (dari 60 miliar euro saat ini). Penghentian secara bertahap program pelonggaran moneter ini masih akan dipertahankan hingga September tahun depan.• Tekanan jual atas aset surat berharga berdenominasi Rupiah masih berlanjut, dengan akumulasi sell off sejak awal bulan telah mencapai 550 juta USD untuk saham (terbesar untuk kawasan Asia) dan 882 juta USD untuk obligasi (nomor dua terbesar di bawah Jepang).