Waspada Corona, Pemerintah Perlu Kendalikan Alat Tangkap Ikan Impor

Waspada Corona, Pemerintah Perlu Kendalikan Alat Tangkap Ikan Impor (Foto Istimewa) (Foto : )

Waspada corona, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri melakukan safari kegiatan Gemarikan di PPI Gebang, Cirebon, dengan mengunjungi Pabrik Jaring  PT Arteria Daya Mulia yang mempekerjakan 2500 masyarakat lokal  dan sudah eksis sejak 1982. Distribusi 50 persen kebutuhan jaring di Indonesia menurut mantan menteri era Kabinet Gotong Royong tersebut disuplay oleh perusahaan yang terletak di Kota Cirebon itu."Kebutuhan jaring di Indonesian ini hampir 50 persen disuplay oleh Arida, dan perusahaan ini murni pengusaha Indonesia dan tenaga kerja juga mayoritas penduduk lokal Cirebon," terang Rohkmin Dahuri, Senin (16/3/2020).Lebih lanjut dia mengatakan pabri ini memiliki tantangan lain, maraknya jaring impor yang harganya dibawah standard membuat perusahaan jaring lokal harus berbagi irisan kue. Bahkan harga jaring impor lebih murah 30-40 persen dari jaring lokal, membuat PT Arida harus memberikan penawaran yang kompetitif."Jaring impor masuk dengan harga yang tidak masuk akal. Pengendalian ini ada di Kemendag dan Kemenperin, menurut saya Arida harus membuat skema untuk kompetitif, untuk mengendalikan ini tugas pemerintah tentunya harus ada langkah pemerintah juga untuk menjaga kelangsungan perusahaan lokal," katanya.Rohkmin juga mengakui supporting dari Arida untuk ketersediaan alat penangkapan ikan tak diragukan lagi.  Hal itu diamini Direktur PT Arida, Irawan Mulia Putra. "Kalau kita sudah sangat transparan, untuk harga bahan baku dunia sama, tenaga kerja kita sudah efisien, sementara harga jaring impor bisa masuk dengan lebih murah 30 presen itu jadi masalah buat kami," aku Irawan.Semester pertama tahun 2020 ini, PT Arida masih memproduksi permintaan bulan lalu. Sementara kedepan belum tahu permintaan semakin menurun. Lima tahun terakhir PT Arida mengalami penurunan ditengah banjirnya produk impor mencapai 20-30 persen.Menanggapi fenomena wabah virus Corona, Irawan mengatakan pihaknya tetap optimis akan ada produksi mengingat 2500 masyarakat lokal bergantung pada PT Arida."Kami berharap tetap bisa produksi. Tenaga kerja yang kami hidupi harus tetap bisa bekerjasama agar tetap ada penghasilan," pungkasnya seraya menambahkan pihaknya melakukan prosedur sanitasi di pabrik agar karyawan tetap terjaga kesehatannya.