Raja Kandang Wesi Tunjukan Kesaktian, Musuh Seketika Lumpuh

GARUT RAJA KESAKTIANYA (Foto : )

Nurseno S. P Utomo, Raja Kandang Wesi asal Garut, Jawa Barat, membantah telah menyebarkan aliran sesat. Raja nurseno menyatakan dirinya hanya mengajarkan paguron atau jurus inti. Sandang raja yang ia terima pada tahun 2015 itu, diberi gelar oleh forum silaturahmi kesultanan. Raja Kandang Wesi, Nurseno SP Utomo, memberikan penjelasan gelar raja yang disandangnya kepada wartawan. Dia membantah jika dia mendeklarasikan sebagai raja, serta menyebarkan aliran sesat seperti yang ditudingkan kepadanya.Menurut Nurseno, seperti diketahui bahwa dia diberi gelar raja hanya simbol saja bahwa di Kandang Wesi dulu berdiri sebuah kerajaan, gelar raja diberikan oleh Forum Silaturahmi Kesultanan. Aktivitas yang selama ini dijalankan di Keraton Kandang Wesi adalah mengajarkan ilmu inti Syahbandar Kari Madi, yang jumlah muridnya sudah mencapai jutaan orang."Tidak benar kalau saya mendeklarasikan sebagai raja atau mengajarkan aliran sesat, saya hanya mengajarkan ilmu di Paguron," tegasnya, Jumat (24/1/2020)Keraton yang juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan di Paguron Syahbandar Kari Madi, berada di Kampung Cimareme, Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut Jawa Barat. Keahlian yang dimiliki Nurseno yaitu jurus inti Syahbandar Kari Madi yaitu jurus inti hidup, saat diserang musuh maka sang musuh yang akan celaka."Ini ilmu serah diri kepada Allah SWT, ilmu yang mengambil kekuatan alam sebagai kekuatan untuk diri kita," tuturnya.Untuk meyakinkan para wartawan, Nurseno memperlihatkan bagaimana jurus inti Syahbandar Kari Madi kerja. Hanya dengan mengibaskan kedua tangannya, maka musuh langsung lumpuh tak berdaya."Waduh saya jadi pamer, tapi itulah keunggulan jurus inti Syahbandar Kari Madi," imbuhnya.Nurseno SP Utomo adalah guru besar Syahbandar Kari Madi, dia mendirikan Paguron Syahbandar pada tahun 1998 yang lalu. Murid yang berguru kini jumlahnya mencapai jutaan orang yang tersebar di seluruh Indonesia maupun di puluhan negara lainnya, para muridnya tersebut juga mendirikan paguron-paguron di tempat asalnya. Taufiq Hidayah | Garut, Jawa Barat