Muasal Gambyong Pada tahun 1.800-an di Surakarta kondang penari ronggeng bernama Sri Gambyong Mas. Saking popularnya karena piawai menari maupun “nembang” atau menyanyi. Dengan tariannya, ia mampu menyihir ketakjuban. Konon, Sri Gambyong Mas juga mampu menyembuhkan penyakit seseorang saat menari. Dari sinilah nama kondang tari Gambyong muncul.Jauh sebelum Keraton Surakarta mengembangkan Gambyong, tarian ini pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Pakaian yang digunakan bernuansa warna kuning dan warna hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.Inilah mengapa Gambyong dipilih menghiasi lembaran uang Rp5.000,- yang bermakna harapan kemakmuran bagi masyarakat kecil. Dr. KH. Idham Chalid Satu sisi lainnya pada uang Rp5.000,- tergambar sosok Dr. KH. Idham Chalid. Siapakah?Dr. KH. Idham Chalid lahir di Satui, sebelah tenggara Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1921 dan meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010.[caption id="attachment_266533" align="alignnone" width="640"]
Misteri Penari dan Tarian pada Lembar Rp5 Ribu
Rabu, 8 Januari 2020 - 08:30 WIB
Baca Juga :