Kementerian Kesehatan Siapkan Alat Pelindung Diri dan 7 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji 2018

Kementerian Kesehatan Siapkan Alat Pelindung Diri dan 7 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji 2018
Kementerian Kesehatan Siapkan Alat Pelindung Diri dan 7 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji 2018 (Foto : )
www.antvklik.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menyiapkan klinik kesehatan di Bandara Jeddah, Mekkah dan Madinah sebagai salah satu persiapan dalam penyelenggaraan ibadah haji 2018 yang akan diberangkatkan pada 17 Juli 2018.
Kepala Pusat Kesehatan (Kapukes) Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusuf Singka di Gedung Adyatma, Kemenkes, Jakarta selatan, mengatakan, keberadaan klinik tersebut sangat penting sekali untuk mengantisipasi jamah haji Indonesia yang sakit di Bandara Jeddah. Selain itu, dia mengatakan, klinik tersebut nantinya juga dapat dijadikan tempat transit jamaah haji pada saat proses pemulangan.
Eka menuturkan, pelayanan kesehatan haji diselenggarakan tidak hanya saat berada di Tanah Suci, namun sejak para calon jamaah haji berada di Tanah Air. Karena itu, persiapan kesehatan haji sudah dilakukan sejak calon jamaah haji  terdaftar di setiap kabupaten/kota.
Penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia merupakan serangkaian kegiatan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan Jamaah haji dalam rangka mempersiapkan jamaah haji menuju istithaah melalui kegiatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jamaah haji yang secara rinci diatur dalam Permenkes Nomor 15 Tahun 2016.
"Jadi sejak mendaftar sudah kita lakukan pembinaan," ucapnya.
Guna mendukung kelancaran tugas kesehatan haji 2018, menurut dia, Kemenkes juga telah melakukan perekrutan petugas kesehatan haji sejak Januari lalu. Setidaknya ada 306 petugas kesehatan haji yang direkrut.
Sayangnya, dalam proses persiapan kesehatan haji tahun ini masih banyak calon jamaah haji yang tidak memenuhi istithaah kesehatan. Ada  236 orang  Eka, rata-rata calon jamaah yang tidak istithaah tersebut dikarenakan penyakit jantung dan ginjal.
"Data terakhir ada 236 orang yang tidak memenuhi syarat istitaah. Jadi itu sudah ditentukan di kabupaten/kota, sehingga yang bersangkutan itu tidak melunasinya dengan kesadarannya sendiri karena tidak memenuhi syarat istithaah," imbuhnya.
[caption id="attachment_112752" align="aligncenter" width="900"]Kementerian Kesehatan Siapkan Alat Pelindung Diri dan 7 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji 2018 Kementerian Kesehatan Siapkan Alat Pelindung Diri dan 7 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji 2018[/caption]
Eka pun mengusulkan kepada Kementeriam Agama agar calon jamah yang tidak Istithaah tersebut digantikan oleh keluarganya atau ahli warisnya. "Harapannya yang 236 itu bisa digantikan oleh keluarganya. Kita usul ke kemenag sebaiknya diganti oleh ahli warisnya." Tambah eka.
Selain itu Kementerian Kesehatan  RI menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) bagi 204.000 jemaah haji regular 2018 yang akan terbagi menjadi 507 kloter dan 7 ton obat obatan yang didominasi obat untuk jantung, infeksi saluran pernapaaan dan pengganti cairan.
"APD yang dipersiapkan berupa masker, kacamata hitam ultra violet, payung, water spray, dan sandal, dan 7 ton obat obatan sebagian besar adalah  infeksi saluran pernapasan dan pengganti cairan ", ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, eka.
APD tersebut akan diberikan embarkasi masing-masing per kloter jamaah.
"Kalau sandal kami bagikan di pintu-pintu keluar masjid, jumlahnya hanya 10% dari jumlah APD yang kami siapkan sebanyak 20.400," lanjutnya.
Sandal turut disiapkan setelah Kemenkes belajar dari pengalaman haji pada tahun-tahun sebelumnya, di mana kebanyakan jemaah haji Indonesia kehilangan sandal. Kehilangan bukan karena dicuri tapi karena lupa masuk dari pintu Masjidil Haram yang mana karena pintu di area tersebut sangat banyak.
"Jadi, karena sandalnya hilang, pulang ke hotelnya nyeker. Karena panas, kakinya bisa melepuh, jadinya kan sakit kakinya. Jadi, tidak nyaman ibadahnya, makanya tahun ini kami siapkan sandal," terang Eka.
Selain itu, ada perubahan lain pada perlengkapan kesehatan jamaah haji tahun ini yaitu digantinya Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH) menjadi Kartu Kesehatan Haji (KKH).
"KKH digunakan secara elektronik. Jadi, dapat mengakses data kesehatan haji yang terhubung dengan Siskohatkes (aplikasi kesehatan Depkes)," tambahnya.
Gelang kesehatan jemaah haji yang dulunya berwarna merah, kuning, dan hijau juga kini diubah menjadi satu warna yaitu oranye. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi psikologis para jamaah haji agar tetap semangat menjalankan ibadah hajinya
Helene sienca, rahmat aminuddin melaporkan dari Jakarta